- Luas Tanah 526 M2. Harga Rp.2,3jt/meter (Nego)
- Sertifikat milik sendiri
- Telah terdaftar dalam tax amnesty
- Denah Lokasi : https://goo.gl/maps/xaGUD1Cuq5M2
Denah & Lokasi : ↓
Umar bin al-Khatab Radhiyallahu‘anhu mengatakan, “Wahai Ka’b, ceritakan kepadaku tentang kematian.” Ia mengatakan, “Ya, wahai Amirul Mukminin. Kematian itu seperti ranting yang banyak durinya yang dimasukkan kedalam rongga seseorang, lalu masing-masing menancap pada urat, kemudian seseorang menariknya dengan keras, sehingga mengambil apa yang diambil dan membiarkan apa yang dibiarkan.”
Diriwayatakan bahwa tatkala Ibrahim ‘Alaihissalam wassalam meninggal, Allah bertanya kepadanya, “Bagaimana engkau merasakan kematian?”, Ia menjawab, “Seperti duri yang diletakkan di wol basah kemudian ditarik.” Allah mengatakan, “Padahal Aku telah meringankan atasmu.”
Dari Musa ‘Alaihissalam bahwa tatkala ruhnya telah sampai kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى , maka Allah bertanya kepadanya, “Wahai Musa, bagaimana engkau merasakan kematian?”, Aku merasakan diriku seperti kambing hidup ditangan orang yang mengulitinya.”
‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu‘anhu mengatakan, “Sungguh aku ingin sekiranya aku melihat seorang laki-laki cerdas lagi kuat tengah mengalami sekarat lalu dia mengabarkan kepadaku tentang kematian.” Tatkala ia mengalami sakarat, dikatakan kepadanya, “Wahai Abu ‘Abdillah, dulu engkau mengatakan semasa hidupmu, “Sungguh aku ingin sekiranya aku melihat seorang laki-laki cerdas lagi kuat tengah mengalami sekarat lalu dia mengabarkan kepadaku tentang kematian.’ Engkau laki-laki yang cerdas lagi kuat yang tengah mengalami sakarat, maka kabarkan kepada kami,” Ia mengatakan, “Aku melihat seakan-akan langit menimpa bumi, sedangkan aku diantara keduanya, dan seakan-akan jiwaku keluar dari lubang jarum.”
Sumber : Abu Islam Ahmad bin 'Ali. 2013. Perjalanan ke Akhirat, Saat dijemput maut hingga tempat keabadian (Hal.25-26), Cetakan kedua - Januari 2014, Pustaka Ibnu Umar.
Adapun yang terjadi di dunia maka setiap orang yang zalim akan dikenai siksa di akhirat kelak. Demikian pula dengan orang yang berbuat dosa. Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى :
مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِۦ
"Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu." (An-Nisa " 123)
Mungkin saja seorang yang berbuat maksiat melihat badan dan hartanya selamat, lalu dia menyangka tidak ada hukuman atas perbuatannya. Padahal kelengahan dari hukuman yang ditimpakan itu adalah hukuman.
Orang-orang bijak berkata, "Maksiat setelah maksiat merupakan hukuman dari maksiat. Sedangkan kebaikan setelah kebaikan merupakan pahala dari kebaikan tersebut."
Bisa saja hukuman didunia itu bersifat maknawi (bukan hukuman yang bersifat materi atau fisik). Sebagaimana dengan apa yang dikatakan ulama Bani Israil, "Wahai Tuhanku, berapa banyak aku bermaksiat kepada-Mu, dan Engkau tidak menghukumku !". Maka dijawab, "Berapa banyak Aku menghukummu, namun engkau tidak tahu ! Bukankah aku telah menghalangimu dari nikmatnya bermunajat kepada-Ku ?"
Maka barangsiapa yang mencermati jenis hukuman ini, niscaya dia dapatkan jenis hukuman ini menantinya. Betapa banyak orang yang menjadikan pandangannya liar, lalu Allah mengharamkan mata hatinya untuk mengambil pelajaran. Atau orang yang tidak mengendalikan lidahnya, lalu Allah menghalanginya dari kejernihan hatinya. Atau orang yang lebih mendahulukan hal yang syubhat dalam makanannya, lalu hatinya menjadi gelap, tidak bisa mendirikan shalat malam dan terhalang dari manisnya munajat.., dan hal-hal lain yang serupa. Ini adalah hal yang diketahui oleh orang yang mengintrospeksi dirinya (muhasabah).
"Sesungguhnya seorang hamba akan benar-benar terhalang dari rezki dikarenakan dosa yang dia perbuat." (HR Ahmad dan Ibnu Majah)
Hal seperti ini bila direnungkan oleh yang punya mata hati, maka dia akan bisa melihat balasan dan memahaminya. Sebaimana dengan yang dikatakan oleh al-Fudhail, "Sungguh aku benar-benar bermaksiat kepada Allah, lalu aku mengetaui hal itu tercermin dalam perilaku tungganganku dan perangai budak perempuanku."