Kamis, 01 Juni 2023

Dijual Tanah Lokasi Strategis Khatib Sulaiman Padang

Lokasi di belakang kantin SD Islam Al-Azhar (Jln. Khatib Sulaiman - Kota Padang)
Kontak : +628116600885 (Sdr. Ari), atau +4917640170615 (Sdr. Arfianda - Jerman) atau Klik Disini

Denah & Lokasi :






Sabtu, 13 Agustus 2022

Tentang Sakarat Kematian

Umar bin al-Khatab Radhiyallahu‘anhu mengatakan, “Wahai Ka’b, ceritakan kepadaku tentang kematian.” Ia mengatakan, “Ya, wahai Amirul Mukminin. Kematian itu seperti ranting yang banyak durinya yang dimasukkan kedalam rongga seseorang, lalu masing-masing menancap pada urat, kemudian seseorang menariknya dengan keras, sehingga mengambil apa yang diambil dan membiarkan apa yang dibiarkan.”

Diriwayatakan bahwa tatkala Ibrahim ‘Alaihissalam wassalam meninggal, Allah bertanya kepadanya, “Bagaimana engkau merasakan kematian?”, Ia menjawab, “Seperti duri yang diletakkan di wol basah kemudian ditarik.” Allah mengatakan, “Padahal Aku telah meringankan atasmu.”

Dari Musa ‘Alaihissalam bahwa tatkala ruhnya telah sampai kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى  , maka Allah bertanya kepadanya, “Wahai Musa, bagaimana engkau merasakan kematian?”, Aku merasakan diriku seperti kambing hidup ditangan orang yang mengulitinya.”

‘Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu‘anhu mengatakan, “Sungguh aku ingin sekiranya aku melihat seorang laki-laki cerdas lagi kuat tengah mengalami sekarat lalu dia mengabarkan kepadaku tentang kematian.” Tatkala ia mengalami sakarat, dikatakan kepadanya, “Wahai Abu ‘Abdillah, dulu engkau mengatakan semasa hidupmu, “Sungguh aku ingin sekiranya aku melihat seorang laki-laki cerdas lagi kuat tengah mengalami sekarat lalu dia mengabarkan kepadaku tentang kematian.’ Engkau laki-laki yang cerdas lagi kuat yang tengah mengalami sakarat, maka kabarkan kepada kami,” Ia mengatakan, “Aku melihat seakan-akan langit menimpa bumi, sedangkan aku diantara keduanya, dan seakan-akan jiwaku keluar dari lubang jarum.”

Sumber : Abu Islam Ahmad bin 'Ali. 2013. Perjalanan ke Akhirat, Saat dijemput maut hingga tempat keabadian (Hal.25-26), Cetakan kedua - Januari 2014, Pustaka Ibnu Umar.

Minggu, 27 September 2020

Buah dari Manisnya Ketaatan dan Buruknya Maksiat

 Adapun yang terjadi di dunia maka setiap orang yang zalim akan dikenai siksa di akhirat kelak. Demikian pula dengan orang yang berbuat dosa. Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى :

مَن يَعۡمَلۡ سُوٓءٗا يُجۡزَ بِهِۦ

"Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu." (An-Nisa " 123)

Mungkin saja seorang yang berbuat maksiat melihat badan dan hartanya selamat, lalu dia menyangka tidak ada hukuman atas perbuatannya. Padahal kelengahan dari hukuman yang ditimpakan itu adalah hukuman.

Orang-orang bijak berkata, "Maksiat setelah maksiat merupakan hukuman dari maksiat. Sedangkan kebaikan setelah kebaikan merupakan pahala dari kebaikan tersebut."

Bisa saja hukuman didunia itu bersifat maknawi (bukan hukuman yang bersifat materi atau fisik). Sebagaimana dengan apa yang dikatakan ulama Bani Israil, "Wahai Tuhanku, berapa banyak aku bermaksiat kepada-Mu, dan Engkau tidak menghukumku !". Maka dijawab, "Berapa banyak Aku menghukummu, namun engkau tidak tahu ! Bukankah aku telah menghalangimu dari nikmatnya bermunajat kepada-Ku ?"

Maka barangsiapa yang mencermati jenis hukuman ini, niscaya dia dapatkan jenis hukuman ini menantinya. Betapa banyak orang yang menjadikan pandangannya liar, lalu Allah mengharamkan mata hatinya untuk mengambil pelajaran. Atau orang yang tidak mengendalikan lidahnya, lalu Allah menghalanginya dari kejernihan hatinya. Atau orang yang lebih mendahulukan hal yang syubhat dalam makanannya, lalu hatinya menjadi gelap, tidak bisa mendirikan shalat malam dan terhalang dari manisnya munajat.., dan hal-hal lain yang serupa. Ini adalah hal yang diketahui oleh orang yang mengintrospeksi dirinya (muhasabah).

"Sesungguhnya seorang hamba akan benar-benar terhalang dari rezki dikarenakan dosa yang dia perbuat." (HR Ahmad dan Ibnu Majah)

Hal seperti ini bila direnungkan oleh yang punya mata hati, maka dia akan bisa melihat balasan dan memahaminya. Sebaimana dengan yang dikatakan oleh al-Fudhail, "Sungguh aku benar-benar bermaksiat kepada Allah, lalu aku mengetaui hal itu tercermin dalam perilaku tungganganku dan perangai budak perempuanku."

Sumber : Hal 24


Minggu, 27 Januari 2019

Telegram Dan Arsip


Seperti yang pernah saya posting sebelumnya, "Telegram Mantab!", semenjak saya kenal aplikasi aplikasi ini, ada satu kelebihan yang membuat saya semakin betah saja, sehingga saya tidak ikut-ikutan uninstall, seperti apa yang dilakukan oleh beberapa teman yang beranggapan bahwa aplikasi ini tidak terlalu berfungsi bagi mereka.

Disini saya hanya cerita sedikit kalau salah satu daya tarik utama aplikasi ini adalah kemudahan pengguna untuk menyimpan file dalam jumlah banyak dan berukuran besar. Termasuk itu file format foto, audio ataupun video. Disamping ringan ketika dijalankan, aplikasi ini juga berukuran kecil, sehingga tidak begitu terkendala lagi dengan hp yang memiliki memori terbatas.

Di Telegram ini saya menyimpan file pekerjaan, materi pelajaran audio dan video, ataupun catatan-catatan penting lainnya. Sementara itu, untuk berbagi file pun juga sangat mudah. Cukup hanya dengan menyiapkan sebuah channel khusus, kemudian kita undang atau tambahkan langsung orang yang dituju untuk bergabung, selesai. Setelah itu kita hanya mengubah pengaturan, apakah channel baru tersebut bersifat terbuka atau tertutup, sesuai dengan keperluan untuk apa channel tersebut disiapkan.

Jadi bagi rekan yang memang sudah menggunakan Telegram, tidak ada juga salahnya memanfaatkan aplikasi tersebut sebagai sarana penyimpanan / arsip file alternatif. Lumayan, dengan kapasitas sebesar 1,5Gb / file, dimana setahu saya belum ada satupun aplikasi sejenis yang menyediakan fungsi seperti ini. Pengelolaan file cukup hanya melalui pesan tanpa harus takut pengiriman data putus ditengah jalan.

Eh iya, kemarin saya sempat tanya respon seorang teman tentang sebuah channel tertutup yang sengaja disiapkan untuk backup materi pelajaran online yang kami ikuti bersama, ternyata beliau merasa terbantu sekali. Intinya, sungguh kita merasa telah dimudahkan, itu saja. :)