Tampilkan postingan dengan label Bebas. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bebas. Tampilkan semua postingan

Minggu, 27 Januari 2019

Telegram Dan Arsip


Seperti yang pernah saya posting sebelumnya, "Telegram Mantab!", semenjak saya kenal aplikasi aplikasi ini, ada satu kelebihan yang membuat saya semakin betah saja, sehingga saya tidak ikut-ikutan uninstall, seperti apa yang dilakukan oleh beberapa teman yang beranggapan bahwa aplikasi ini tidak terlalu berfungsi bagi mereka.

Disini saya hanya cerita sedikit kalau salah satu daya tarik utama aplikasi ini adalah kemudahan pengguna untuk menyimpan file dalam jumlah banyak dan berukuran besar. Termasuk itu file format foto, audio ataupun video. Disamping ringan ketika dijalankan, aplikasi ini juga berukuran kecil, sehingga tidak begitu terkendala lagi dengan hp yang memiliki memori terbatas.

Di Telegram ini saya menyimpan file pekerjaan, materi pelajaran audio dan video, ataupun catatan-catatan penting lainnya. Sementara itu, untuk berbagi file pun juga sangat mudah. Cukup hanya dengan menyiapkan sebuah channel khusus, kemudian kita undang atau tambahkan langsung orang yang dituju untuk bergabung, selesai. Setelah itu kita hanya mengubah pengaturan, apakah channel baru tersebut bersifat terbuka atau tertutup, sesuai dengan keperluan untuk apa channel tersebut disiapkan.

Jadi bagi rekan yang memang sudah menggunakan Telegram, tidak ada juga salahnya memanfaatkan aplikasi tersebut sebagai sarana penyimpanan / arsip file alternatif. Lumayan, dengan kapasitas sebesar 1,5Gb / file, dimana setahu saya belum ada satupun aplikasi sejenis yang menyediakan fungsi seperti ini. Pengelolaan file cukup hanya melalui pesan tanpa harus takut pengiriman data putus ditengah jalan.

Eh iya, kemarin saya sempat tanya respon seorang teman tentang sebuah channel tertutup yang sengaja disiapkan untuk backup materi pelajaran online yang kami ikuti bersama, ternyata beliau merasa terbantu sekali. Intinya, sungguh kita merasa telah dimudahkan, itu saja. :)

Selasa, 12 Desember 2017

Itiak Lado Hijau

Sore tadi istri saya bersama dua kakak perempuannya (ipar saya) masak-masak dirumah. Ternyata yang mereka masak itu adalah Gulai Itiak Lado Hijau, dan itu adalah kesukaan kami semua. Sebuah masakan khas Sumatra Barat yang bahan pokoknya adalah bebek digulai pakai cabe hijau dengan bumbu khas tersendiri.

Awalnya saya heran, tumben-tumben juga kompak bertiga. Dalam rangka apa ini ? Eh, ternyata alasannya adalah ipar saya yang kedua ini taragak saja. Malah beliau yang traktir potong bebek sampai 3 ekor, sementara istri sama ipar saya satu lagi cuma diminta bantu beresin bebek yang akan dimasak. Sedangkan untuk pengolahan dilakukan secara barengan.

Hasil masakan yang sudah jadi itu saya cicipi pas makan malam barusan. Rasanya enak dan pas sekali di lidah. Kalau boleh saya katakan promisi, itiak lado hijau hasil keroyokan ini juga tidak kalah juga dengan itiak lado hijau yang di jual di Koto Gadang.

Namun ada yang aneh. Tiba-tiba saja kok saya mulai berpikiran komersil gitu ya? Ya., Terlintas dalam benak saya namanya Itiak Lado Hijau dari Bandar Purus… Halah…! 😀

Rabu, 29 November 2017

Bikin Tulisan Yang Pendek Saja

Barusan saya berkunjung ke blognya pak Satria Dharma. Ini bukan kunjungan yang hanya sekedar iseng atau nyasar, tapi memang sengaja saya niatkan.

Tentang keberadaan blog tersebut, saya juga baru tahu dari sebuah link yang saya dapat di salah satu blog yang juga sedang saya ikuti . Dari hasil berkunjung sekilas ternyata tulisan-tulisan beliau tersebut cukup renyah dan bikin adem.. Bahasanya beliau sederhana dengan gaya yang menurut saya khas dan cukup enerjik.

Setelah membaca beberapa postingan, sampai juga saya ke salah satu postingan yang judulnya, "Dua Keuntungan Anies". Dalam postingan tersebut beliau bercerita tentang faktor kemenangan pak Anies di Pilkada DKI lewat. Tapi untuk postingan ini, saya tidak membahas substansi dari postingan tersebut, karena yang menarik perhatian saya adalah tentang apa yang beliau nyatakan di dua paragraf terakhir, dan itu saya sepakat. Berikut potongan paragaraf tersebut :

Nah, ternyata tidak saya saja yang berpikiran demikian seperti yang pernah saya posting sebelumnya, "Memancing Pembaca" Beliau pun juga berkesimpulan sama kalau pembaca online itu kebanyakan cepat bosan dengan tulisan yang panjang-panjang. Mereka itu cuma pengen cepat-cepat saja. Termasuk saya juga salah satunya.. Hehehe..

Dari cuplikan paragraf tersebutlah saya kembali tercerahkan lagi agar tidak hanya sekedar berlatih menulis dengan lancar saja, tapi bagaimana tulisan saya itu bisa sesingkat mungkin, tidak berputar-putar, namun maksud dan tujuan penulisan bisa tersampaikan dengan jelas, dan pembacapun paham.

Terimakasih Pak Satria.  :)

Selasa, 28 November 2017

Antara Facebook dan Blog

Beberapa bulan belakangan sepertinya saya senang sekali menikmati tulisan para penulis kreatif yang sekarang ini banyak beredar di FB, baik itu berupa tulisan di status, ataupun yang di posting lewat fanpage. Saya menikmati karena tulisan yang hanya terdiri dari beberapa paragraf tersebut bisa disajikan sederhana, sehingga tidak harus mikir lama untuk mengerti. Yang menarik lainnya adalah poin yang disampaikan juga cendrung sesuai dengan kondisi kekinian.

Entah mengapa muncul saja pertanyaan di kepala saya. Mengapa para penulis tersebut tidak menuangkan kembali tulisan mereka lewat blog? Menurut saya seperti ini disayangkan saja, karena tulisan pencerahan tersebut akan tenggelam oleh status-status yang baru, apalagi jika sudah berumur tahunan. Tentunya akan susah ditelusuri kembali dan gampang terlupakan.

Hemat saya, mungkin ini bisa jadi pertimbangan bagi penulis di FB. Tujuannya agar bagaimana tulisan lama itu mudah diakses lagi bagi yang butuh. Terserah bagaimana teknisnya. Apakah itu menulis langsung di blog kemudian baru di bagikan lewat FB, atau bisa juga dengan membackup tulisan-tulisan yang di telah posting di FB tersebut di blog yang sudah disiapkan sebelumnya.

Ini hanya pendapat saya pribadi. Maksud saya disini hanya agar bagaimana tulisan-tulisan tersebut bisa lebih terkelola dengan baik, dan penulis pun bisa tetap lekat terus di hati pembaca. :)

Jumat, 20 Januari 2017

Blog dan Peningkatan Penjualan

Blog itu memang unik karena cendrung sesuai dengan karakter si pemilik blog. Umumnya blog banyak digunakan sebagai brand dengan tujuannya beragam, seperti sarana menyampaikan ide, curhat, jualan atau untuk kebutuhan lainnya.

Seperti kejadian sekitar 7 atau 8 bulan lewat, dimana saya pernah menyarankan ke salah seorang saudara saya agar beliau bikin blog saja, sekaligus sebagai sarana marketing atas usaha yang sedang rintis. Usaha yang beliau geluti itu adalah jual-beli mobil bekas dan juga agen lepas untuk pemasaran properti. Alhamdulillah, walaupun terkadang ada beberapa kendala, kalau dilihat tren perbulan, usaha tersebut sudah mulai stabil dan terus menunjukkan peningkatan penjualan.

Dengan alasan itulah saya mempromosikan ke saudara saya tersebut agar mau memanfaatkan blog dan terus aktif mengelolanya. Maksud saya, setidaknya blog tersebut bisa lebih memudahkan proses promosi dan pengenalan produk jika dibandingkan hanya menggunakan instant messanger dalam memasarkan produk yang ditawarkan.

Setelah saya jelaskan secara mendetil, beliau setuju karena ide saya itu dianggap memang menarik. Sederhana saja. Misalnya selama ini beliau hanya jualan melalui WhatsApp dan BBM, dengan blog akan menjadi lebih praktis dengan jangkauan lebih banyak. Jualan dengan WhatsApp dan BBM ini jelas akan merepotkan karena harus melakukan pengiriman gambar produk secara satu-persatu ke masing-masing kontak calon costumer (pengecualian jika ada grup khusus untuk calon pelanggan tersebut).

Sebagai bentuk apresiasi, saya langsung menyiapkan langsung blog tersebut setelah sebelumnya membeli sebuah domain dengan brand usaha, yang insya Allah nanti akan di legalkan dalam bentuk badan hukum resmi. Untuk platform saya menggunakan blogger, mengingat untuk sementara fungsi blog tersebut hanya sebagai penyebaran informasi dan pemberitahuan saja. Cukup posting ulasan detil lengkap dengan foto-foto produk yang akan ditawarkan, kemudian sebarkan link postingan tersebut melalui ke WhatsApp, BBM dan Facebook, maka proses pemberitahuan pun beres.

Kemudahan lainnya adalah gambar-gambar yang tersimpan di HP bisa langsung dihapus sehingga tidak memberatkan dan bisa menghemat memori. Selain itulebih memudahkan dalam mendokumentasikan dan menelusuri kembali postingan tentang produk yang sudah ditawarkan maupun yang telah terjual.

Setelah berjalan beberapa bulan, Alhamdulillah banyak komentar dan tanggapan positif beliau peroleh. Blog baru tersebut berhasil mengundang daya tarik sendiri di kalangan rekan-rekan beliau, relasi ataupun para pelanggan. Beliau juga merasakan manfaat yang diperoleh melebihi menggunakan media sosial untuk sekedar urusan jualan. Selain itu, dengan blog lebih bebas mengungkapkan segala sesuatu. Jadi bisa diibaratkan bahwa blog itu adalah sosmed yang sebenarnya, sementara itu FB dan seluruh instant messanger yang digunakan hanyalah sebagai alat penyebaran saja.

Dalam pengelolaan, saudara saya tersebut tidak mutlak memposting produk-produk yang akan ditawarkan saja, tetapi kadang diselingi juga dengan opini dan berbagai tutorial yang masih tetap berkaitan dengan produk yang dijual. Misalnya tentang bagaimana tips mengetahui kondisi kelayakan sebuah mobil yang akan dibeli dan semisalnya, atau tips mengenai pembelian, interior, eksterior dan hal-hal spesifik dari sebuah properti. Kadang juga beliau berbagi tentang hal-hal yang berkaitan dengan motivasi dan pengembangan diri berdasarkan pengalamanyang telah diperoleh selama ini.

Nah, itulah beberapa manfaat yang bisa diperoleh langsung dengan mengelola sebuah blog, Harapan saya, dengan adanya blog tersebut semoga akan semakin meluaskan jangkauan usaha dan menjadikannya cepat berkembang. Tidak itu saja, semoga dengan apa-apa yang telah diusahakan selama ini bisa memberikan inspirasi dan meningkatkan semangat wirausaha bagi banyak orang.

Kamis, 29 Desember 2016

Feedly dan Mainan Baru

Sebelumnya saya ingin berterimakasih dulu ke mas Galih atas balasan komentar disalah satu posting blog beliau yang sempat saya kunjungi sebelumnya. Beliau bilang kalau blog saya ini akan di masukin ke feedly.


Jujur, sebelumnya saya tidak pernah tahu apa itu feedly. Ingin tanya segan juga rasanya. Setelah googling sebentar, baru saya paham. Ternyata hal yang seperti inilah yang pernah saya cari-cari, terutama dalam bentuk aplikasi mobile agar mudah digunakan.

Sebagai seorang yang ngaku-ngaku hobi internet, asli saya kecolongan. Prakteknya selama ini saya hanya menggunakan cara manual dengan menandai satu-persatu feed situs/blog langganan yang biasa saya jadikan referensi bacaan. Sangat ribet, karena saya harus bergantung terus ke browser desktop.

Saya cukup puas. Hanya saja aplikasi terasa agak berat ketika loading diawal. Mungkin karena kebanyakan situs yang saya tambahkan. Bagi saya ini tidak terlalu masalah. Yang penting itu saya bisa terus update informasi tanpa harus ketik url manual lagi, terutama ketika di akses lewat hp untuk situs-situs yang tidak ada sharing media sosialnya.

* Saat update postingan ini saya masih berada dilapangan sambil menyesuaikan settingan feedly di sela jeda istirahat siang. Serasa dapat mainan baru saja. He he..

Minggu, 25 Desember 2016

Migrasi

Biasanya proses migrasi sebuah blog adalah dari blogger ke self hosted. Nah, saya malah sebaliknya, dari wordpress self hosted ke blogger. Saat ini proses migrasi sudah selesai 90% beres, namun ada beberapa kendala sehingga saya malas menuntaskannya. Salah satu link-link yang berantakan karena perubahan url dari wordpress ke blogger.

Sedangkan keputusan migrasi ini mengingat efesiensi saja. Karena kalau hanya sekedar ngeblog, penyebaran informasi, atau mengarsipkan kembali catatan yang terserak-serak, saya pikir platform blogger ini sudah lebih dari cukup. Jadi hosting yang biasa saya gunakan bisa dimanfaatkan lagi untuk keperluan lain. Untuk domain dan konten masih tetap sama dengan sebelumnya.

Secara umum dapat saya simpulkan kalau blogger itu adalah platform yang praktis sekali buat ngeblog. Sedangkan wordpress bisa memberikan fungsi lebih dalam monetasi dan improvisasi bagi pengguna berkebutuhan lebih khusus. Disini saya tidak membandingkan mana yang terbaik diantara keduanya. Intinya, saya hanya menyesuaikan saja dengan kebutuhan.

Terakhir, apapun platform yang saya gunakan, kalau jarang posting tetap saja percuma. Artinya, punya blog hanya sekedar buat gaya-gayaan, ya.., mubazir saja.
Mudah-mudahan saja bisa lebih sering update. Pokoknya tetap semangat terus kedepannya. :)

Kamis, 17 November 2016

Darurat Bahan Bacaan

Banyak yang bilang untuk melewati waktu luang terbaik  itu adalah dengan membaca. Pokoknya bacaan apa saja bermanfaat yang bisa menambah pengetahuan dan pemahaman. Setidaknya bacaan yang bisa bikin kita rileks dan nyaman, dan tidak bikin emosian.

Dengan membaca , dari yang tidak tahu menjadi mulai tahu, dari yang tahu menjadi semakin paham. Namun akhir-akhir ini, ada saja halangan saya untuk membaca dalam rangka mengisi waktu luang tersebut. Alasannya beragam. Mulai dari berbagai macam kesibukan ataupun minimnya sumber bacaan yang menarik.

Rabu, 19 Oktober 2016

Telegram, Mantab !

Tentang Telegram, saya yakin para pengguna instant messanger tentu tidak asing lagi dengan aplikasi ini. Sebuah aplikasi yang mirip penggunaannya dengan Whatsapp namun beda sistim. Singkatnya, Telegram adalah aplikasi perpesanan berbasis cloud yang bisa digunakan di berbagai perangkat lain tanpa harus terkoneksi terus dengan gadget pengguna, sehingga tidak terlalu menguras baterai dan data.

Sebenarnya saya juga pengguna baru aplikasi ini, dan itupun  lantaran desakan saudara, tujuannya supaya bisa bergabung di grup pecakapan alternatif keluarga disamping grup Whatsapp yang kami miliki. Alasan lainnya adalah ketika saya di beritahu kalau Telegram ini adalah aplikasi perpesanan yang mampu mengirim data hingga 1,5GB untuk satu kali pengiriman. Tentu saja ini sangat menyenangkan. Berbeda dengan Whatsapp yang kapasitas pengirimannya hanya sebesar 16Mb.

Tidak salah lagi. Telegram itu benar-benar aplikasi perpesanan unik namun powerful.  Selain ringan dan tidak banyak menguras RAM saat menjalankannya, Telegram juga mempunyai fitur channel yang mirip dengan channel BlackBerry Messenger – dimana dapat difungsikan untuk kegunaan yang lebih luas, misalnya untuk brand atau perusahaan. Di channel ini pengguna dapat memperoleh anggota yang tak terbatas serta kemudahan menjangkau anggota secara gratis dan cepat.

Satu lagi daya tarik aplikasi ini adalah adanya fitur Secret Message. Fitur yang berfungsi untuk melindungi percakapan pribadi, sampai-sampai percakapan yang ada tidak bisa di cupture oleh pengguna, kecuali penggunaan di PC. Dan katanya lagi, enskripsi data Telegram sampai saat ini belum terpecahkan oleh pihak manapun. Bahkan entah benar atau tidak, beberapa blog dan media online lainnya menyatakan bahwa kelompok teroris ISIS juga menggunakan aplikasi ini untuk operasional mereka karena di yakini aman.

Nah, Bagi rekan yang memang hobi chat dengan berbagai kemudahan yang diberikan Telegram ini, tidak ada salahnya di coba. Sangat cocok untuk kebutuhan perpesanan pribadi, komunitas, dan urusan kerja sekalian. Yang berminat coba bisa dowload di sini ,  atau bisa langsung saja ke situsnya : https://telegram.org

Info :

Dengar-dengar berita di google, katanya telegram adalah aplikasi yang digunakan oleh ISIS dalam melaksanakan aksi mereka. Alasan mereka karena Telegram diyakini aman dengan adanya fitur secret message, sehingga pesan-pesan mereka sulit sekali ditembus oleh pihak keamanan. Kalau memang benar, berarti aplikasi ini rekomendasi sekali buat rekan-rekan yang butuh privasi tingkat tinggi. Hanya saja saya tidak berani tanggungjawab terhadap resiko kemudian hari.. He he he..

Selamat ber-Telegram ria..

Selasa, 08 Desember 2015

Tidak Ambil Pusing !

Bicara perpolitikan tanah air yang lagi hangat sekarang terutama tentang isu freeport edisi “Papa Minta Saham” plus gontok-gontokan para elit, pendapat saya hanya satu, “Saya tidak ambil pusing !”. Itu saja..

Pendapat tersebut bukan tanpa alasan. Yang pasti saya bukanlah orang yang berkompeten dalam hal ini. Jurnalis bukan, pengamat juga bukan. Selain itu, jelas ini bukan makanan saya walaupun isu-isu seperti ini punya daya tarik sendiri.

Minggu, 27 September 2015

Blog dan Jurnalisme..


Di masa depan, blog tidak hanya akan berisi jurnalisme single-source atau sekadar opini. Jurnalisme dengan standar yang bagus bisa muncul dari sini, lebih bagus dari media konvensional. Blog memudahkan wartawan “menerbitkan” karya jurnalistiknya tanpa saluran konvensional (mencetak dan menyiarkan).

Tapi, bagus atau tidak, kredibel atau tidak, karya jurnalisme dalam sebuah blog akan teruji oleh waktu dan dinilai berdasar standar jurnalistik yang lazim. Jurnalisme adalah jurnalisme. Dan blog hanya medium. Tapi, mungkin kata-kata Marshall McLuhan berlaku di sini: “medium is the message”. Blog adalah medium yang mengubah kebiasaan membaca dan menulis, mengirim dan menerima informasi. ~Farid Gaban~
****

Saya masih mencari padanan kata yang cocok, bagaimana saya bisa mengkaitkan 2 paragraf di atas dengan keberadaan blog ini..  :D

Sabtu, 19 September 2015

Yang Sibuk Yang Efektif

Dalam perjalanan pulang barusan, sepintas saja saya ingat dengan sebuah kalimat yang kira-kira seperti ini, “Sebenarnya orang sibuk itulah orang yang paling cocok di beri sebuah urusan, karena mereka adalah orang-orang yang paling efektif..”

Kalimat tersebut berasal dari Prof. Eddy R. Rasyid, sekitar pertengahan 2014 lewat. Saya lupa persisnya kapan, namun seingat saya apa yang beliau sampaikan di sela-sela materi itu cukup bikin kami yang ada dalam ruangan terdiam.

Kamis, 17 September 2015

Memancing Pembaca

Sebagai seorang yang baru suka dengan aktivitas blog, jujur saya juga ingin bagaimana blog saya bisa disenangi, minimal postingan-postingan saya dibaca.  Iya lah, namanya juga blogger Hehe.. Namun untuk itu tidak mudah. Karena sebagaimana yang saya pahami, blog itu adalah salah satu seni menyajikan sesuatu lewat tulisan di dunia maya.

Ada cara yang menurut saya itu cukup efektif agar postingan dibaca pengunjung. Salah satunya bisa dengan tulisan singkat, maksimal 7 paragraf. Makin sedikit makin bagus, tapi penulisan langsung ke pokok bahasan dengan bahasa sesederhana mungkin. Kalau bisa judul dan bahasan dibikin unik, menggelitik dan sedikit provokasi biar lebih menarik.

Kok bisa begitu? Kalau saya berandai-andai, seorang pengunjung internet itu cendrung suka dengan yang mudah-mudah, seperti tulisan ringkas, mudah dipahami, dan pastinya gaya penulisan bisa yang menggelitik. Terserah teknik penulisan mana yang digunakan.

Intinya pengunjung itu tidak mau ribet, kecuali topik postingan tersebut memang dibutuhkan untuk tujuan khusus. Umumnya pengguna internet itu cukup sibuk agar mau berusaha memahami dan menikmati postingan panjang. Apalagi materi yang disajikan itu tidak bisa menarik minat mereka.

Cara seperti ini terpikir begitu saja, yang mana hal ini berawal ketika saya mengunjungi berbagai macam blog, baik itu dalam rangka blogwalking atau sekedar browsing.

*Kesimpulannya, saya harus rajin berlatih lagi dalam hal tulis-menulis ringkas, namun tetap dengan bahasa yang di mengerti yang bisa manarik minat pembaca.

Selasa, 15 September 2015

Sindiran di Sosial Media

Entah lagi tren, atau memang hobi individu, sepertinya sindiran di sosial media (fb & twitter) sekarang benar-benar lagi marak. Sindiran tersebut bisa di tujukan kepada siapa saja, bahkan ke kawan sekalipun.

Kalau ditelusuri penyebabnya, mungkin saja penyindir tersebut bermaksud baik. Mereka ingin agar orang yang disindir itu mengerti kalau apa yang diperbuat itu salah. Jadi kedepannya diharapkan ada perubahan yang lebih baik terhadap orang yang dituju.

Sedangkan asumsi lain, bisa juga penyindir ingin mencurahkan emosi, hanya saja belum menemukan media yang cocok. Nah, berhubung fb dan twitter lagi ada, manfaatkan saja sekalian. (Entahlah, ini hanya perkiraan saya saja..)

Apakah sindiran di sosmed itu perlu? Umumnya status sindiran di sosmed tidak akan terasa bermanfaat langsung, karena disampaikan tidak dengan cara yang tepat. Secara psikologis, penerima sindiran cendrung malah merasa diserang atau dipojokkan. Sampai sekarang belum pernah ditemukan adanya pendapat bahwa orang yang disindir melalui sosial media akan merasa berterima kasih sekali karena telah diingatkan.

Bagi yang tidak merasa itu ditujukan kepada mereka, justru sindiran itu suatu hal yang sia-sia. Sangat jarang kita temui orang yang peduli dengan status sindiran yang muncul di akun sosmed mereka. Sebagian lagi ada yang menilai bahwa ini merupakan hal konyol yang tidak sepantasnya diungkap ke publik. Apalagi sindiran tersebut tidak jelas dan bersifat subyektif.

Secara pribadi saya lebih suka menyampaikan langsung kepada yang bersangkutan terhadap suatu apa yang dirasa kurang etis atau mengganjal. Apalagi terhadap orang-orang yang saya kenal. Penyampaian tersebut bisa berupa pesan atau bicara langsung kepada mereka dari pada harus membuat status sindiran tidak jelas.

Namun ada kalanya penyampaian secara langsung itu mempunyai resiko sendiri. Bisa jadi cara seperti ini bisa membuat orang yang dituju tidak mau terima, atau akan merusak suasana. Akan tetapi sikap ini jelas menunjukkan sportifitas, walaupun hasil yang diharapkan belum sesuai harapan. Jika penyampaian langsung ini dirasa belum memungkinkan, maka diam adalah solusi yang paling selamat.

Yang perlu dipahami, status di sosmed tidak ubahnya dengan lisan di dunia nyata. Status di sosmed akan menunjukkan bagaimana watak kita yang sebenarnya, yang kadang itu tidak terungkap dari perilaku sehari-hari. Namun bukan berarti juga selalu diam itu adalah emas. Hanya saja diperlukan sedikit selektif terhadap kata-kata yang akan disebarkan ke publik atas manfaat yang akan diperoleh dikemudian hari. Ini hanya opini pribadi, bisa benar bisa salah.

---------------------
Catatan lama (15/09/15) yang bersumber dari bincang-bincang dengan seorang rekan tentang fenomena sindir-menyindir di akun sosial media, ketika kami lagi menikmati teh talua beberapa hari sebelumnya di Bandakali - Purus, Padang.

Kamis, 10 September 2015

Kebiasaan Jelek

Barusan ada email masuk dari sebuah feed blog langganan, tentang bagaimana cara keluar dari kebiasaan jelek. Mantab ! Kebetulan beberapa hari ini saya memang kepikiran tentang suatu kebiasaan jelek yang saya miliki yang dampaknya cukup merugikan, walaupun belum parah-parah amat.. Hehehe..

Setelah saya baca sekilas, beberapa poin yang saya tangkap adalah bahwa kebiasaan jelek yang selama ini masih tetap ada karena cara pandang kita yang tidak mendukung seperti ; anggapan kita tidak punya kekuatan untuk bisa meninggalkan kebiasaan tersebut, menyerah begitu saja dengan keadaan, dan atau tidak benar-benar berani berkomitmen agar bisa berhenti total. Saya setuju dengan artikel tersebut. Tapi secara pribadi dan berdasarkan pengalaman selama ini, saya lebih cendrung pada penyebab ketiga. Orang yang tidak bisa meninggalkan kebiasaan jelek mereka hanya lantaran mereka tidak mau komit untuk berhenti dari kebiasaan tersebut.

Tips bagaimana cara menghilangkan kebiasaan jelek tersebut sifatnya relatif. Apapun metodenya tetap bagus. Namun yang pertama sekali itu memang harus komitmen dulu, baru kemudian menjalankan tips yang cocok dan sesuai dengan kondisi yang bersangkutan.

Sedangkan bagi yang susah mengetahui apa-apa saja kebiasaan jelek mereka, cara termudahnya adalah bertanya saja kepada orang-orang terdekat. Walaupun tidak ada jaminan jawaban yang obyektif tentang kebiasaan jelek yang bersangkutan, setidaknya kita sudah dapat gambaran umum dan  akan bisa sedikit membantu kedepannya..

Bagaimana dengan Anda ?

Jumat, 26 Juni 2015

Menulis Tidak Menggurui

Pada umumnya penulis akan senang kalau tulisan mereka di baca, apalagi kalau disukai. Namun tentu tidak semudah itu saja. Selain konten dan tata bahasa, kaidah penulisanpun harus menjadi perhatian. Sepertinya aturan ini tidak akan jauh berbeda, termasuk salah satunya menulis di blog pribadi.

Berikut ada sebuah saran singkat dari pak Budi Rahardjo. Beliau adalah seorang praktisi IT, dosen, dan juga salah seorang blogger senior di negeri ini. Saran tersebut merupakan salah satu tips yang mungkin berguna bagi seorang penulis, terutama bagaimana agar  tulisan yang dihasilkan bisa disukai oleh para pembacanya. Adapun saran tersebut diantaranya :


Bagaimana ? cukup logis bukan.. ?

Selasa, 16 Juni 2015

Lanjut Saja

"Sabanyak ma nan sayang, sabanyak tu pulo nan indak" , Sebuah istilah yang sering diungkapkan oleh orang-orang bijak. Bagi yang pernah berada di Padang dan sekitarnya, tentunya hal ini sudah tidak asing lagi, Maksud dari istilah tersebut mungkin seperti ini, sepintar dan sehebat apapun kita dalam menempatkan diri, kita tidak akan mungkin bisa membuat senang semua kalangan. Pasti akan ada saja yang kontra. Termasuk itu dalam urusan pekerjaan, organisasi, ataupun dalam kemasyarakatan.

Jadi apapun itu, kalau sudah menjalankan peran tertentu, ayo kita lanjut saja! Jangan terlalu banyak mikir, karena kita tak akan bisa memaksa semua orang untuk suka ataupun setuju. Prinsipnya, selagi masih berada dalam aturan dan norma berlaku umum, Insya Allah semua akan baik-baik saja. :)

Kamis, 11 Juni 2015

Bahagia Versi Lain

Ada suatu tantangan bagi saya bagaimana blog ini bisa seperti facebook atau twitter. Maksudnya, saya bisa update kapanpun saya mau asalkan ada koneksi internet. Atau menulis secara suka-suka tanpa ada beban sedikitpun. Pemikiran ini timbul begitu saja. Entah mengapa sebabnya, saya juga tidak tahu persis.

Yang saya alami, menulis di blog itu dapat merilekskan pikiran, dan bisa mengalihkan kejenuhan atas rutinitas. Intinya, menulis itu bisa bikin bahagia, dan telah memberikan kenikmatan sendiri.

Saya percaya, menulis di blog adalah suatu kegiatan positif, asalkan pada tempatnya, serta tidak menimbulkan pertentangan, apalagi dibumbui iri-dengki, atau apalah.. Hehe..

Lalu mengapa harus lewat blog? atau mengapa tidak memanfaatkan sosial media seperti facebook dan twitter?

Entahlah.. Mungkin saja saya sedikit jenuh dengan sosial media tersebut. Bukannya saya men-judge. Fakta yang saya dapati, sering kali status-status atau berita yang muncul di sosial media tersebut beraroma pedas dan beringas..

Saya hanya ingin sesuatu yang lain saja...

Rabu, 02 Juli 2014

Mengenal sekilas tentang Intelijen di Indonesia

Intelijen memiliki watak sebagai a professional with one client – profesi yang mengabdi hanya kepada seorang klien. Istilah tersebut mencerminkan bukan hanya sekedar keunikan intelijen, tetapi juga keterkaitan berbagai perannya dengan fungsi-fungsi dari keamanan nasional, diantaranya:

  1. Membina kepastian hukum (legal surety);
  2. Membina ketentraman dan ketertiban masyarakat (civil order);
  3. Menegakkan hukum secara paksa (law enforcement);
  4. Membangun kemampuan pertahanan (defence capability);
  5. Melindungi masyarakat dari berbagai bencana, baik karena alam,kelainan, maupun kesengajaan (public safety from disasters);dan yang terakhir,
  6. Memelihara keamanan negara (state security);
Masing-masing diatas memiliki ciri-ciri masalah dan ancaman sendiri-sendiri. Karakterisasi ancaman menuntut adanya spesialisasi penanganan masing-masing. Spesialisasi intelijen terhadap fungsi-fungsi dari keamanan nasional tersebut dimanifeskan ke dalam crime and law enforcement intelligence.

Fungsi berikutnya, yakni defence intelligence, dilaksanakan oleh badan-badan intelijen pertahanan, mulai yang terbatas pada lingkup intelijen daerah pertempuran (combat intelligence), sampai kepada intelijen yang berlingkup strategis.

Pertanyaan :
  1. Berapa luas dan lingkup wewenang dan tanggung jawab dari Badan Intelijen Negara (BIN)?
  2. Apa saja fungsi dari BIN?
Meski ada spesialisasi pada berbagai badan intelijen untuk beragam kepentingan tersebut, sebagai realisasi fungsi keamanan nasional, kepentingan-kepentingan ini tetap memiliki keterkaitan satu dengan yang lain. Untuk lebih jelasnya bisa di baca di :


Buku pengenalan dunia intelijen ini ditulis oleh Letjend (Purn) Z.A. Maulani, (Mantan Kepala BAKIN), dimana beliau menyajikan dengan cukup jelas tentang bagaimana dunia intelijen yang oleh sebagian kita masih bersifat misterius.

Bagi yang tertarik, buku “Mengenal Intelijen di Indonesia” ini cukup layak dijadikan sebagai teman menunggu berbuka puasa. Selamat menikmati.. :D

Minggu, 02 Maret 2014

Saya Benar dan Anda Salah !

Sering kita melihat dua pihak atau lebih dalam melakukan komunikasi, atau adu argumen dimana kadang kala tidak ada titik temu satu sama lainnya. Masing-masing dari pihak tersebut saling ngotot mempertahankan pendapat yang mereka yakini benar. Untuk yang lebih ekstrimnya, percakapan tersebut justru menjadi perdebatan yang tidak berkesudahan.

Komunikasi atau adu argumen itu dapat di temukan di percakapan sehari-hari, ataupun diskusi lainnya yang menggunakan berbagi media. Kejadian ini sebenarnya lumrah, karena masing-masing individu tersebut pastilah berkata dengan dasar dan alasan yang jelas. Salah satu pihak berkata dengan dasar ini dan itu. Namun dibantah oleh pihak kedua dengan dasar yang lain. Selagi semua proses komunikasi masih dalam koridor, semua masih sah-sah saja, dan itu akan saling mencerahkan satu sama lainnya.

Permasalahan yang sering muncul adalah, masing-masing pihak selalu menekankan pada diri mereka “Saya benar dan anda salah !”. Tentunya hal ini tidak bisa dibenarkan. Prinsipnya, selagi percakapan atau komunikasi tersebut masih bersifat ilmiah, maka disini tidak ada istilah benar atau salah secara mutlak, karena tidak terlepas dari hal yang logis yang telah diuji dari berbagai sisi dan bisa dipertanggung-jawabkan.

Perumpamaan benar atau salah yang bersifat tidak mutlak ini dapat kita ibaratkan dengan dua orang buta yang memperdebatkan penggambaran seekor gajah bagaimana yang sebenarnya. Orang buta pertama menyatakan bahwa gajah itu seperti ular, sementara orang buta kedua menggambarkan gajah itu seperti pohon yang lurus. Mereka berdebat saling mempertahankan pendapat masing-masing karena sama-sama merasa benar.

Kedua orang buta ini hanya memandang dari sudut pandang masing-masing. Orang buta pertama mengatakan gajah seperti ular karena yang dia pegang dan rasakan adalah ekor gajah. Orang buta kedua yang mengatakan gajah seperti pohon karena yang dia pegang adalah kaki gajah.

Dari perumpamaan diatas, masing-masing dari mereka tidak bisa dikatakan salah, walaupun tidak mutlak itu dikatakan benar. Hal ini terjadi karena masing-masing belum menggunakan alasan logis yang telah diuji dari berbagai sisi, kemudian saling berdebat dengan berbagai keterbatasan. Akibatnya, percakapan ini tidak akan pernah berkesudahan..

Maka dapat kita simpulkan bahwa, ketika melakukan komunikasi atau diskusi langsung maupun tidak langsung, tidak akan ada hal yang benar secara mutlak, karena hal yang paling mendekati benar itu adalah hal yang bisa diungkapkan atau disajikan berdasarkan paling banyaknya alasan logis yang telah teruji dari berbagai sisi dan sudut pandang digunakan.

Sedangkan hal yang bijaksana adalah tidak selalu berkutat kepada pembenaran terhadap pendapat diri sendiri, dan menghindar dari hal-hal yang mengarah kepada perdebatan. Maka dengan menghilangkan konsep “Saya benar dan anda salah !“, diharapkan setiap komunikasi yang dilakukan, bisa semakin menyenangkan dan memberikan bisa memberikan pencerahan .. :)

Referensi:

Pengantar dari Prof. Eddy R. Rasyid, [26.02.2014]. Beliau juga menerangkan bahwa semakin berilmu seseorang itu, maka akan semakin paham orang tersebut tentang konsep ini, bahwa tidak ada benar yang mutlak. Disini beliau berbicara suatu hal yang bersifat ilmiah (suatu yang bisa diuji kembali), ketika mendefenisikan pengertian dari sebuah teori.